Raden Adipati Hario Matahun I Setia Pada Mataram

Dalam buku sejarah Kabupaten Bojonegoro, pada tahun 1740 Raden Tumenggung Hario Metahun I menerima tugas dari susuhunan untuk mengamankan Madura yang ingkar pada kekuasaaan Mataram. Satu pasukan yang di pimpimnya sendiri berangkat menuju Madura. Pasukan Madura telah membuat benteng di Gresik dan terjadilah pertempuran sengit. Pasukan Madura kalah dan pasukan yang tersisa melarikan diri balik ke Madura.

Namun sayang, Raden Tumenggung Hario Matahun I terperdaya oleh beberapa prajurit Madura yang menyamar hendak memberi upeti. Karena tiba-tiba saja prajurit-prajurit itu menyerang Raden Tumenggung Hario Matahun I gugur di bedolong, sadayu.

Bojonegoro (Rajekwesi) berada di bawah Kerajaan Mataram hingga periode ketika Adipati dijabat oleh Raden Tumenggung Hario Matahun III (1743-1755). Karena setalah ada perjanjian Gianti 1755, status Rajekwesi di tetapkan menjadi wilayah Kerajaan Yogyakarta.

Dari sejarah Matahoenan, Raden Tumenggung Hario Matahun I mempunyai empat istri yakni dari Pajinggang di Kartasura (istri pertama), nyai Mas anak kiai Mertawangsadi Padangan (istri kedua), Raden Ayu Lor Putra Raden Sumadirdja (istri ketiga), dan Raden Ayu Kedaton (istri keempat). Dia selalu di banggakan sejak Susushanan Surakarta.
( Sumber Artikel : http://kimhariometahun.blogspot.com/2014/02/adipati-hario-matahun-i-setia-pada.html )

Share on Google Plus

About Joko Prayitno

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment