Kim Wong Cilik | Judul diatas adalah pandangan bagi orang-orang yang belum melek. Orang yang terus-menerus merasa cemas bagaimana mendapatkan uang sehingga dilakukan dengan menempuh cara apapun. Ini berarti dia hanya menggunakan cara pandang dunia, cara pandang mata manusia, dan itu merupakan manusia yang sudah melupakan akhirat, melupakancara pandang Tuhan.
Cari Haram Susah Apalagi Uang Yang Halal
Beberapa hari yang lalu aku mengalami kejadian lucu. Sebuah penipuan kecil. Penipuan kok lucu? Ya, karena jumlahnya yang tidak seberapa, hanya uang sejumlah dua belas ribu rupiah. Uang
segitu mungkin hanya cukup untuk makan satu kali di warung sederhana. Beda
cerita lagi kalau yang hilang sampai ratusan ribu atau juta;an, itu baru nggak ada lucu-nya sama sekali, hehe
Bermula sekitar jam sebelas pagi
Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu setengah baya di depan pasar setengah berteriak mengucapkan salam. Setelah kutemui dia bercerita kalau baru saja menyerempet seorang anak dengan motornya.
Kemudian dia bilang mau pinjam uang, soalnya uang yang dia bawa kurang untuk ganti rugi. Katanya akan dikembalikan segera setelah dia pulang ke rumah untuk mengambil uang.
Dasar otak ku yang lagi lemot, aku sama sekali tidak menaruh curiga.
Aku mengiyakan saja dan bergegas mengambil uang. Baru setelah teman kerjaku tanya,apa mau dikasih padahal nggak kenal? Kasih lima ribu saja, sarannya. Aku baru mikir, iya ya; jangan-jangan penipu. Tapi alih-alih merasa marah karena hendak ditipu, aku justru merasa kasihan. Eh, ini aneh juga ya, mau ditipu tapi malah merasa kasihan pada yang akan menipu. Jangan-jangan, otakku perlu direparasi, hehe;
Akhirnya tetap kuberikan padanya uang sejumlah yang dia minta, dua belas ribu rupiah. Sambil tetap berharap semoga kecurigaanku salah. Semoga wanita ini memang jujur, dan benar-benar membutuhkan pertolongan.
Kemudian ternyata sampai sore aku pulang kerja, wanita itu sama sekali tidak kembali. Namun aku sama sekali tidak merasakan penyesalan. Justru membuatku kembali berpikir, apakah wanita itu memang benar-benar kepepet sehingga menggunakan cara seperti itu?
Tidak adakah sama sekali cara lain yang baik untuk mendapatkan uang? Padahal melihat dari penampilannya, dia tidak seperti orang yang kekurangan. Apalagi dia membawa motor. Ah, entahlah; yang jelas aku yakin Tuhan tidak akan pernah salah membagikan rejeki pada hambanya.
Aku percaya, apapun yang diambil orang dari kita, jika memang itu hak kita, maka akan dikembalikan
Karena aku sangat percaya Tuhan Membagi dan Mengambil Rejeki hambanya dgn cara sudah ia tentukan,
Tuhan dengan cara lain juga yang tidak kita duga-duga. Bahkan dengan cara yang tidak kita sadari.
Apalagi rejeki yang sebenarnya tidak hanya dalam bentuk uang saja.
Makanya, aku sama sekali tidak memahami jalan pikiran para koruptor pemakan uang Negara yang selalu menghiasi layar kaca. Untuk apa dipandang terhormat dimata manusia karena berlimpah harta
namun rendah di mata Tuhan yang Maha Kuasa? Bukankah orang hidup itu intinya adalah Inna lillahi wa inna ilaihi raji;un? kepadaNya lah kita nanti akan kembali.
Kita tidak bisa lari dan mengelak. Mencari dunia itu baik asalkan dengan cara yang baik, dan mempergunakannya dengan baik dan bijak pula. Maka tidak perlulah kemrungsung akan
dunia. Yang paling utama Allah selalu meridhoi segala langkah kita. Itu sudah cukup.
( Tulisan Di Atas Hanyalah Ilustrasi Semata )
Cari Haram Susah Apalagi Uang Yang Halal
Beberapa hari yang lalu aku mengalami kejadian lucu. Sebuah penipuan kecil. Penipuan kok lucu? Ya, karena jumlahnya yang tidak seberapa, hanya uang sejumlah dua belas ribu rupiah. Uang
segitu mungkin hanya cukup untuk makan satu kali di warung sederhana. Beda
cerita lagi kalau yang hilang sampai ratusan ribu atau juta;an, itu baru nggak ada lucu-nya sama sekali, hehe
Bermula sekitar jam sebelas pagi
Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu setengah baya di depan pasar setengah berteriak mengucapkan salam. Setelah kutemui dia bercerita kalau baru saja menyerempet seorang anak dengan motornya.
Kemudian dia bilang mau pinjam uang, soalnya uang yang dia bawa kurang untuk ganti rugi. Katanya akan dikembalikan segera setelah dia pulang ke rumah untuk mengambil uang.
Dasar otak ku yang lagi lemot, aku sama sekali tidak menaruh curiga.
Aku mengiyakan saja dan bergegas mengambil uang. Baru setelah teman kerjaku tanya,apa mau dikasih padahal nggak kenal? Kasih lima ribu saja, sarannya. Aku baru mikir, iya ya; jangan-jangan penipu. Tapi alih-alih merasa marah karena hendak ditipu, aku justru merasa kasihan. Eh, ini aneh juga ya, mau ditipu tapi malah merasa kasihan pada yang akan menipu. Jangan-jangan, otakku perlu direparasi, hehe;
Akhirnya tetap kuberikan padanya uang sejumlah yang dia minta, dua belas ribu rupiah. Sambil tetap berharap semoga kecurigaanku salah. Semoga wanita ini memang jujur, dan benar-benar membutuhkan pertolongan.
Kemudian ternyata sampai sore aku pulang kerja, wanita itu sama sekali tidak kembali. Namun aku sama sekali tidak merasakan penyesalan. Justru membuatku kembali berpikir, apakah wanita itu memang benar-benar kepepet sehingga menggunakan cara seperti itu?
Tidak adakah sama sekali cara lain yang baik untuk mendapatkan uang? Padahal melihat dari penampilannya, dia tidak seperti orang yang kekurangan. Apalagi dia membawa motor. Ah, entahlah; yang jelas aku yakin Tuhan tidak akan pernah salah membagikan rejeki pada hambanya.
Aku percaya, apapun yang diambil orang dari kita, jika memang itu hak kita, maka akan dikembalikan
Karena aku sangat percaya Tuhan Membagi dan Mengambil Rejeki hambanya dgn cara sudah ia tentukan,
Tuhan dengan cara lain juga yang tidak kita duga-duga. Bahkan dengan cara yang tidak kita sadari.
Apalagi rejeki yang sebenarnya tidak hanya dalam bentuk uang saja.
Makanya, aku sama sekali tidak memahami jalan pikiran para koruptor pemakan uang Negara yang selalu menghiasi layar kaca. Untuk apa dipandang terhormat dimata manusia karena berlimpah harta
namun rendah di mata Tuhan yang Maha Kuasa? Bukankah orang hidup itu intinya adalah Inna lillahi wa inna ilaihi raji;un? kepadaNya lah kita nanti akan kembali.
Kita tidak bisa lari dan mengelak. Mencari dunia itu baik asalkan dengan cara yang baik, dan mempergunakannya dengan baik dan bijak pula. Maka tidak perlulah kemrungsung akan
dunia. Yang paling utama Allah selalu meridhoi segala langkah kita. Itu sudah cukup.
( Tulisan Di Atas Hanyalah Ilustrasi Semata )
0 komentar:
Post a Comment